• Lebih Dari 20 Draf



    Saya berada dalam kondisi yang baik untuk menulis lebih dari 20 draf novel. Ernest Hemingway menulis ulang akhir dari A Farewell to Arms sebanyak 39 kali. Dibandingkan dengan nonfiksi, sebuah novel kemungkinan membutuhkan lebih banyak draf dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Menulis novel adalah tantangan yang unik, seperti  halnya melahirkan sebuah gagasan: setiap buku memiliki perbedaan dan butuh waktu yang lama.


    Sebelum menerbitkan novel debut saya, Living Treasures, saya telah melalui begitu banyak revisi sehingga saya bertanya pada diri sendiri, “Apa lagi yang perlu saya revisi?” Kemudian, seorang teman menyemangati saya: “Kau harus melewati ini, atau Kau tidak akan menerbitkannya sama sekali.” Dia telah menulis 27 draf sebelum menerbitkan debutnya. Itu seperti ritus peralihan untuk melewati revisi terakhir dan disambut di garis finis maraton. Buku kedua saya, My Old Faithful, kumpulan cerita, memenangkan Juniper Prize. Cerita-cerita itu sebelumnya diterbitkan di jurnal sastra. Jadi naskahnya cukup bersih, dan saya hanya mengedit beberapa baris. Kerja keras merevisi—seperti rasa sakit persalinan—dengan mudah dilupakan sehingga saya bisa terus menulis buku lain.


    Novel ketiga saya, My Good Son, memenangkan UNO Publishing Lab Prize. Saya sangat tersanjung. Buku tersebut dibaca dan dikomentari oleh mahasiswa dari The Publishing Laboratory. Editor saya yang terkasih, Chelsey Shannon, dengan ketekunannya yang cermat dan ketajamannya yang luar biasa, menyusun umpan balik editorial yang ekstensif: lebih dari 5.500 komentar dengan track changes dan 13 halaman komentar secara umum. Agar adil, ada dua halaman adalah pujian. Tapi ada juga 11 halaman kritik dennga satu spasi. Beberapa catatan adalah sebaris kalimat, tetapi yang lain adalah esai mini. Itu luar biasa — dan bukan hanya catatan belaka, tetapi bagaimana umpan balik mengatur cerita, menyesuaikan plot, menonjolkan tema, dan mengumpulkan simbolisme, yang membuatnya tampak seperti rencana pertempuran.


    Saya merasa upaya untuk menulis ulang  merupakan tantangan yang luar biasa. Setiap kali saya mengubah sikap atau baris dialog, itu mengubah sejumlah makna dan dinamika hubungan: siapa menyembunyikan apa dari siapa dan untuk alasan apa? Saya merasa sulit untuk mengukur kemajuan saya. Apakah saya membuatnya lebih baik atau lebih buruk? Sepertinya saya membuat perubahan kecil. Mengapa rasanya jauh lebih sulit daripada draf sebelumnya, ketika saya membangun dunia dari bawah ke atas?


    Butuh beberapa saat bagi saya untuk memahami bahwa ada tahapan penulisan dan revisi yang berbeda. Konsep awal seperti membangun rumah. Draf pertama seperti rancangan awal: siapkan lokasi konstruksi dan letakkan fondasi. Kemudian, lengkapi kerangka kasarnya: pasang lantai, dinding, dan atap. Ini adalah pekerjaan fisik yang mengasyikkan yang membuat saya merasa kuat. Segera saya memiliki kerangka rumah yang terlihat seperti cerita yang menjanjikan.


    Draf berikutnya melengkapi rumah itu: memasang pipa ledeng, penyekat, dinding, perlengkapan interior dan eksterior, dan cat. Ini tidak sedramatis rancangan awal tetapi tetap terasa sangat produktif. Setelah banyak kerja keras, saya telah membangun rumah baru untuk dikunjungi pembaca.


    Sejauh ini, saya telah bekerja dalam pengasingan yang relatif. Cerita dan karakter telah muncul dari alam bawah sadar saya. Saya lebih sebagai media daripada menilai materi saya. Itulah mengapa tulisannya begitu memberi energi dan pewahyuan. Saya jatuh cinta dengan karakter saya dan dunia mereka, tertawa dan menangis bersama mereka karena mereka membuka saya pada spektrum emosi manusia yang lebih luas. Ceritanya lebih dari pengalaman saya sendiri; itu adalah segala sesuatu dalam hidup yang mempersiapkan saya untuk memahami, merasakan, dan membayangkan.


    Setelah sekian draf, naskah saya diterima untuk diterbitkan. Dari titik itu, naskah akan melanjutkan perjalanan yang berbeda. Buku adalah komoditas dan masuk dalam sistem ekonomi yang mengandalkan pembaca untuk menukar uang dengan barang. Sebuah buku membuat pembaca berinvestasi selama lima, enam, 10 jam yang dibutuhkan untuk membaca. Taruhannya juga semakin bertambah; sekarang berkaitan dengan pembaca, yang sering keluar dari pintu.


    Ketika seorang editor menerima manuskrip saya, dia memiliki visi untuk buku tersebut dan punya target pembaca. Suntingan pengembangan pada akhirnya mengubah manuskrip saya menjadi sesuatu yang siap untuk dikonsumsi masyarakat. Saat editor menghidupkan kreasi saya, manuskrip tersebut diubah untuk siap melewati perjalanannya ke dunia.


    Sekarang saya melihat pengembangan dalam editan tersebut seperti melakukan operasi. Saya memotong tubuh, memperbaiki jaringan lunak, membuatnya berfungsi. Ini adalah pekerjaan kecil. Saya bekerja di ruang operasi, di bawah mikroskop, selama berjam-jam. Akhirnya saya menjahit lukanya dan menunggu.


    Sebentuk pekerjaan lain yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi dan perspektif yang berbeda. Saya memeriksa ceritanya, seperti seorang hakim, dari sudut pandang pembaca dan kritikus, dan mengajukan pertanyaan moral yang sulit, yang tidak mengganggu saya selama tahap awal penulisan. Sekarang waktunya telah tiba. Saya harus mengambil peran sebagai perantara dan hakim. Ketika saya melihat komentar editor yang membingungkan saya, saya perlu memperlambat dan mendengarkan karakter saya. Biarkan materi memenuhi saya seperti sebelumnya, dan ingat mengapa saya menulis cerita ini. Jika dunia dan karakternya benar dan kuat, mereka akan memberi tahu saya apa yang harus dilakukan.


    Saya tidak bisa membuat pembaca senang dengan mengikuti kemauan mereka. Pembaca dipengaruhi oleh karakter yang berbeda dan mengejutkan. Jika karakternya dilemahkan — dengan kata lain, jika saya tersentak atau mundur — saya berisiko kehilangan cerita saya. Sebaliknya, saya harus menjaga karakter saya tetap kuat dan mendorong mereka lebih keras: biarkan mereka bertindak benar dan dengan otonomi. Hanya ketika mereka cukup kuat untuk memberontak saya pribadi, mereka akan meyakinkan dan menggerakkan pembaca selayaknya manusia yang sebenarnya.*



    *Penulis

    YANG HUANG dibesarkan di China dan telah tinggal di Amerika Serikat sejak tahun 1990. Novelnya My Good Son memenangkan UNO Publishing Lab Prize.


    Diterjemahkan dari Beyond 20 Drafts, (The Millions, Mei 2021)


  • You might also like