Di mulai dari 31 Agustus 2022 hingga 8 hari lamanya, Dialektika Kids akhirnya
melangsungkan kegiatan pertamanya dengan menyelenggarakan bazar buku anak dan
parenting. Kegiatan ini sekaligus perkenalan kepada publik, bahwa salah satu
pengembangan Dialektika Bookshop, adalah dengan membuka lini toko buku yang
mengkhususkan diri pada toko buku anak dan parenting.
Buku-buku anak yang dijual dalam bazar buku dibanderol mulai harga
Rp5.000 hingga Rp40.000 saja. Sedangkan untuk buku parentingnya, Dialektika
Kids memberi diskon hingga 50%. Buku anak yang didisplay pun sangat beragam,
mulai dari buku cerita, board book, buku mewarnai, activity book,
buku ensiklopedia, hingga novel anak-anak.
Hari pertama dan kedua bazar buku diisi dengan kegiatan diskusi dan juga
bedah buku parenting. Pada hari pertama bersama Kak Zulkifli, seorang tenaga
pendidik di Sekolah Lazuardi Athaillah GCS Makassar, para pengunjung
mendiskusikan buku The Read Aloud Handbook yang ditulis oleh Jim
Trelease. Jim Trelease melalui bukunya mengajak kita, para orang tua atau
siapapun yang disekitarnya banyak anak-anak, untuk dapat meluangkan waktunya
minimal 30 menit untuk membacakan buku.
Tujuan utama dalam membacakan buku secara nyaring ke anak adalah untuk
menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan. Saking menyenangkannya anak
akan mengisi waktu luangnya dengan membaca tanpa disuruh. Anak tidak lagi
menganggap membaca merupakan sebuah kewajiban kelas yang disuruh oleh guru,
melainkan sebuah kegiatan menarik yang dilakukannya atas dorongan ingin tahu
dari diri sendiri.
Meningkatnya kecerdasan anak secara pesat hanyalah bonus yang didapatkan
di masa ‘panen’ nanti. Namun dari semua hal yang dijelaskan oleh Jim Trelease
dalam bukunya, ada satu hal yang pasti. Anak-anak mungkin sering mengabaikan
permintaan orang tuanya, namun anak-anak tidak akan pernah gagal dalam
mencontoh orang tuanya. Jadi jika ingin anak suka membaca, orang tuanya harus
memberikan contoh bahwa dia juga suka membaca.
Lalu pada hari kedua, para pengunjung mendiskusikan buku “The Danish Way
of Parenting” bersama Kak Iqbal Gunawan, seorang Montessori Practitioner.
Banyak orang yang tertarik dengan pola asuh orang Denmark. Sebab selama 7 tahun
berturut-turut, Denmark selalu masuk dalam urutan teratas negara paling bahagia
di dunia.
Ternyata salah satu alasannya adalah pola asuh orang tua Denmark yang
cukup unik. Pola asuh orang Denmark menurut Jessica dapat dijelaskan melalui
akronim PARENT (Play, Authencity, Re-framing, Emphaty, No ultimatum, dan
Togetherness).
Secara singkat orang tua Denmark tidak memuji anak secara berlebihan,
mereka membebaskan anak bermain, tidak memberi ancaman ataupun reward kepada
anak, dan selalu berusaha menyediakan quality time bersama keluarga.
Untuk tips parenting orang tua Denmark lainnya kalian bisa beli bukunya di
Dialektika Kids dan baca langsung dari bukunya!
Sebuah kalimat yang merangkum pola pengasuhan orang Denmark kurang lebih
seperti ini: “Anak-anak
yang bahagia tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, yang juga akan
membesarkan anak-anak yang bahagia, dan begitu seterusnya” - Danish Way of
Parenting
Sembari
orang tua sibuk berdiskusi, anak-anak dapat bermain di mini playground
yang di sediakan. Tersedia sensory tray
corner serta brakiasi yang dapat membuat anak-anak betah berlama-lama
bermain selama orang tua sibuk berdiskusi. Ke depannya Dialektika Kids akan
selalu mengusahakan ruang bermain ramah anak di setiap kegiatannya.
Dengan semangat membantu parents dalam membersamai tumbuh kembang
anak, Dialektika Kids kini telah hadir di tengah-tengah Anda. Sampai jumpa di kegiatan
Dialektika Kids selanjutnya yah!*
Penulis
Ayu Ruhyuni, penulis dan penanggung jawab Dialekitka Kids.